Truk engkel dan CDD telah lama populer sebagai kendaraan logistik di Indonesia. Bentuknya yang lumayan mirip membuat banyak orang menganggapnya sama, padahal faktanya berbeda. Mari kita pahami lebih detail tentang perbedaan engkel dan CDD.
Perbedaan Engkel dan CDD yang Jarang Diketahui
Colt Diesel Engkel (CDE) maupun Colt Diesel Double (CDD) memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas distribusi barang di Tanah Air. Keandalan, efisiensi serta keterjangkauannya sukses menjadikan dua kendaraan ini sebagai pilihan favorit bagi banyak pelaku bisnis.
Kendati demikian, di lapangan, tak sedikit orang yang salah dalam mengidentifikasi antara truk engkel dan CDD. Ini tentu bisa menyulitkan ketika ingin membeli maupun menyewa armada sesuai kebutuhan usaha. Berikut beberapa perbedaan engkel dan CDD yang jarang masyarakat ketahui.
1. Konstruksi dan Ukuran
Engkel merupakan jenis truk ringan yang memiliki konstruksi relatif kecil. Dengan bodi yang kompak serta lincah, CDE sangat cocok untuk bermanuver di padatnya jalanan perkotaan. Sementara itu, CDD dibangun dengan konstruksi yang lebih besar dari CDE. Sehingga terbilang kurang lincah dan lebih cocok untuk jalanan yang lebar.
2. Kapasitas Angkut
Truk engkel vs CDD juga memiliki perbedaan dari segi kapasitas angkut. Engkel hadir dengan kapasitas angkut maksimal 2 ton. Ini cukup memadai untuk pengiriman barang skala kecil hingga menengah. Biasanya digunakan ketika distribusi barang dalam kota, pengiriman ke toko-toko, atau sebagai kendaraan operasional bisnis kecil.
Di sisi lain, CDD menawarkan kapasitas angkut antara 4 hingga 6 ton. Berkat kapasitas yang besar, truk menjadi ideal untuk mengangkut muatan dalam jumlah banyak. Mereka juga cocok untuk pengiriman jarak jauh. Seperti halnya distribusi barang antar kota, pengiriman ke gudang atau pabrik, serta proyek-proyek konstruksi.
3. Jumlah Ban
Perbedaan engkel dan CDD selanjutnya terletak pada jumlah ban. Engkel hadir dengan konfigurasi 4 ban. 2 ban terletak di bagian depan, sedangkan 2 lainnya ada di belakang. Lain dari engkel, CDD punya 6 ban. 2 ban ada di depan, sementara 4 ban lainnya terpasang di belakang.
4. Harga
Jika kita amati dari segi harganya, tentu saja engkel dan CDD memiliki perbandingan yang cukup jauh. Di pasaran Indonesia, versi standard untuk harga engkel berkisar antara Rp 300 jutaan. Sementara khusus tipe CDD bisa tembus Rp 550 juta bahkan lebih.
5. Konsumsi Bahan Bakar
Terakhir kita dapat mengidentifikasi perbedaan engkel dan CDD dari konsumsi bahan bakarnya. Secara umum CDE cenderung memiliki konsumsi BBM yang efisien. Terutama saat tidak membawa muatan penuh atau dalam kondisi jalan yang datar.
Ini pernah diuji dalam channel YouTube Fadli Rozaq yang melakukan tes di jalur Pantura dengan muatan kosong. Adapun konsumsi bahan bakarnya hanya 7.74km/liter.
Sementara CDD punya konsumsi BBM yang relatif lebih tinggi. Apalagi mengingat bobot kendaraan yang lebih berat serta mesin berkapasitas besar. Seperti melansir dari laporan Pengamat Pantura di web oto.com, CDD berkapasitas 6 ton bisa memiliki konsumsi BBM 5km/liter.
Demikian tadi informasi mengenai perbedaan engkel dan CDD Dengan memahami perbedaan antara keduanya, konsumen dapat semakin mudah memilih jenis truk yang paling pas untuk operasional bisnis.